KONSEP DASAR PEMASANGAN KATETER
ANDI MUKARRAMAH
16 3145 301 520
KELAS N
PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2016/2017
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
MATA
KULIAH :
KDK (KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN)
KODE
MATA KULIAH : BD.403
SKS :
3 SKS (T=1,P=2)
WAKTU
PERTEMUAN : 2x50 MENIT
PERTEMUAN
KE : IX
(SEMBILAN)
A.
SASARAN BELAJAR :Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan
mampu menerapkan keterampilan dasar kebidanan dengan mandiri atau
berkolaborasi.
B.
SASARAN PEMBELAJARAN : Mahasiswa mampu menjelaskan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
C.
POKOK BAHASAN :
Konsep dasar pemasangan kateter
D.
SUB POKOK BAHASAN :
a.
Definisi
pemasangan kateter
b.
Tujuan tindakan
c.
Indikasi,
kontraindikasi dan komplikasi keteterisasi
d.
Kompetensi
dasar yang harus dimiliki
e.
Anatomi
daerah tindakan
f.
Prosedur
tindakan
g.
Hal-hal yang
harus diperhatikan
E.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAP
|
KEGIATAN DOSEN
|
KEGIATAN MAHASISWA
|
MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
|
PENDAHULUAN
10
MENIT
|
MEMBUKA PELAJARAN, SALAM, ABSENSI
|
MENDENGARKAN, MENJAWAB SALAM
|
DAFTAR HADIR
|
PENYAJIAN
50
MENIT
|
MENJELASKAN DEFINISI PEMASANGAN
KATETER
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASISWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
MENJELASKAN TUJUAN TINDAKAN PEMASANGAN
KATETER
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASIWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
MENJELASKAN INDIKASI,KONTRAINDIKASI
DAN KOMPLIKASI KATETERISASI
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASIWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
MENJELASKAN KOMPETENSI DASAR YANG
HARUS DIMILIKI
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASISWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
MENJELASKAN ANATOMI DAERAH TINDAKAN
PEMASANGAN KATETER
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASISWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
MENJELASKAN PROSEDUR TINDAKAN
PEMASANGAN KATETER
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASISWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
MENJELASKAN HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
MENJAWAB PERTANYAAN DARI MAHASISWA
|
MENDENGARKAN
BERTANYA
|
LAPTOP, LCD, PAPAN TULIS, SPIDOL
|
|
PENUTUP
20
MENIT
|
1.
MEREVIEW KEMBALI
2.
MEMINTA MAHASISWA UNTUK MENYIMPULKAN
KEMBALI
3.
MEMINTA MAHASISWA MENANYAKAN MATERI YANG
BELUM JELAS
4.
MEMBERIKAN KUIS
5.
SALAM
|
MENDENGARKAN
MENYIMPULKAN
MENJAWAB
BERTANYA
|
|
F. EVALUASI :
a.
Menjelaskan
definisi pemasangan kateter
b.
Menjelaskan
tujuan tindakan
c.
Menjelaskan
indikasi, kontraindikasi dan komplikasi keteterisasi
d.
Menjelaskan
kompetensi dasar yang harus dimiliki
e.
Menjelaskan
anatomi daerah tindakan
f.
Menjelaskan
prosedur tindakan
g.
Menjelaskan
hal-hal yang harus diperhatikan
G. REFERENSI
a. Barbara,
K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s
Technique In Clinical Nursing. New Jersey:Pearsson Education.
b. Potter,
P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental
of Nursing: Concept,Process, an
c. Practice.
(Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
d. Kusyati Eni.2006. Ketrampilan
Dasar dan Prosedur Laboratorium: EGC
e. Uliya, Musrifatul,dkk. Ketrampilan Dasar
Praktik Klinik : Salemba Medika
f. Aziz, Alimul,dkk.2004. Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
g. Aziz, Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Jakarta: Salemba Medika
GARIS
BESAR RENCANA PEMBELAJARAN
(GBRP)
PROGRAM STUDI :
KEBIDANAN
NAMA MATA KULIAH : KDK (KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN)
KODE MATA KULIAH : BD.403
BEBAN/JUMLAH SKS : 3 SKS (T:1,P:2)
SEMESTER :
I (SATU)
DOSEN PENGAMPU : ANDI MUKARRAMAH S.ST
KOMPETENSI
SASARAN
- Kompetensi
Utama :
1. Mampu berperilaku profesional, beretika dan
bermoral serta tanggap terhadap nilai sosial budaya dalam praktik kebidanan.
- Kompetensi
Pendukung :
2.1 Melaksanakan praktik
kebidanan dengan berpedoman pada standar profesi, kode etik kebidanan dan
undang-undang/peraturan yang berlaku.
2.2 Menghargai perempuan dan
keluarganya tanpa membedakan status sosial, budaya dan tradisi yang
diyakininya.
2.3 Menghargai keputusan
perempuan terkait dengan kesehatan reproduksinya.
2.4 Menjaga privasi dan kerahasiaan perempuan terkait dengan
kehidupan dan kesehatan reproduksinya.
2.5 Membantu perempuan dalam
mengambil keputusan mengenai kesehatan reproduksinya dengan prinsip
pemberdayaan.
- Kompetensi
Lainnya :
3. 1 Mengumpulkan data
akurat sesuai keadaan klien.
SASARAN BELAJAR :
Setelah
mengikuti mata kuliah ini , mahasiswa diharapkan mampu menerapkan Keterampilan
Dasar Kebidanan dengan mandiri atau berkolaborasi.
Pertemuan Ke..
|
Sasaran
Pembelajaran
|
Materi Pembelajaran
|
Strategi
Pembelajaran
|
Kriteria Penilaian
|
Bobot Nilai (%)
|
|
1
|
Melalui
penjelasan dalam slide dan kajian bahan ajar, tanya jawab dan diskusi selama
KBM mahasiswa mampu
|
Bina
akrab (perkenalan) dan penjelasan kontrak perkuliahan
|
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
|
3%
|
|
2
|
Menjelaskan konsep manusia
|
1.1 Definisi konsep
manusia
1.2 Manusia sebagai
sistem
1.3 Kebutuhan dasar
manusia
|
Kuliah
interaktif .
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
-
Ketepatan (2)
penjelasan
-
Kemampuan (2) berkomunikasi
|
7%
|
|
3-4
|
Menjelaskan konsep Sehat Sakit
|
2.1 Pengertian sehat sakit
2.2
Hubungan antara sehat-sakit
2.3
Faktor pengaruh status kesehatan
2.3.1
Perkembangan
2.3.2
Sosial kultural
2.3.3
Pengalaman masa lalu
2.3.4 Harapan seseorang
tentang dirinya
2.3.5
Keturunan
2.3.6
Lingkungan
2.4
Rentang sehat
sakit
2.5 Tahapan proses Sakit
2.5.1 Tahap gejala
2.5.2 Tahap asumsi terhadap sakit
2.5.3 Tahap kontak dengan pelayanan
kesehatan
2.5.4 Tahap ketergantungan
2.5.5
Tahap penyembuhan
2.6
Perilaku peran sakit
2.6.1
Adanya perasaan ketakutan
2.6.2
Menarik diri
2.6.3
Egosentris
2.6.4
Sensitif terhadap persoalan kecil reaksi emosional tinggi
2.6.5
Perubahan persepsi
2.6.6
Berkurangnya minat
2.7 Dampak sakit dan dirawat
|
-
Diskusi,makalah kelompok
|
-
Kehadiran (1)
Tampilan tugas:
-
Ketepatan pemakaian konsep (1)
-
Sitematika penulisan (1)
-
Kemuktahiran pustaka (1)
Proses diskusi :
-
Keaktifan (2)
-
Ketepatan mengemukakan pendapat (2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
10%
|
|
5
|
Menjelaskan
Konsep Stress dan Adaptasi
|
3.1
Pengertian stress
3.2
Sumber stressor
3.3
Macam-macam stress
3.4
Model stress kesehatan
3.5
Factor pengaruh respon stressor
3.6
Reaksi tubuh terhadap stress
3.7
Stress pada siklus kehidupan perempuan
3.8
Cara menilai stress
3.9
Konsep adaptasi
3.10
Macam-macam
adaptasi
3.10.1 adaptasi fisiologi
3.10.2 adaptasi psikologi
3.10.3 adaptasi sosial budaya
3.10.4 adaptasi spiritual
3.11 Manajemen stress
3.12 Peran bidan dalam mengatasi stress
|
Diskusi,makalah
kelompok
|
-
Kehadiran (1)
Tampilan tugas:
-
Ketepatan pemakaian konsep (1)
-
Sitematika penulisan (1)
-
Kemuktahiran pustaka (1)
Proses diskusi :
-
Keaktifan (2)
-
Ketepatan mengemukakan pendapat (2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
10%
|
|
6
|
Melaksanakan Pencegahan Infeksi dalam praktik
kebidanan
|
4.1 Prinsip Pencegahan Infeksi
4.2 Transmisi kuman
4.3
Cara penularan kuman
4.4 Tindakan pencegahan infeksi
4.4.1 Cuci tangan
4.4.2 Memakai alat pelindung diri
4.4.2.1
Pemakaian sarung tangan
4.4.2.2 Pemakaian masker
4.4.2.3
Pemakaian gaun
4.4.2.4
Pemakaian kaca pelindung
4.4.2.5
Pemakaian sepatu boot/sepatu tertutup
4.4.3
Menggunakan teknik aseptic
4.4.4
Memproses alat bekas pakai
4.4.5
Pengelolaan sampah
4.5
Pemrosesan alat bekas pakai, sarung tangan dan peralatan lainnya
4.5.1
Dekontaminasi
4.5.2
Pencucian dan pem bilasan
4.5.3
Sterilisasi
4.5.4
Disenfeksi tingkat tinggi
4.6
Infeksi nosokomial
|
Kuliah
interaktif .
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
-
Ketepatan penjelasan
(2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
7%
|
|
7
|
Memahami instrumen dalam Praktik Kebidanan
|
5. 1
Jenis alat pemeriksaan umum
5.2 Jenis dan fungsi alat untuk pemeriksaan ibu
hamil
5.3 Jenis alat dan fungsi untuk pertolongan
persalinan
5.4 Jenis dan fungsi alat untuk pemeriksaan Ibu
Nifas
5.5
Jenis dan fungsi alat untuk
pemeriksaan fisik bayi baru lahir/anak
5.6
Jenis dan fungsi alat untuk pelayanan kontrasepsi
5.7
Jenis dan fungsi alat untuk tindakan forcep
5.8 Standar peralatan praktik bidan di BPS
atau bidan praktik mandiri
|
Kuliah
interaktif .
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
-
Ketepatan penjelasan (2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
7%
|
|
8
|
Ujian
Tengah Semester
|
|
15%
|
|||
9-12
|
Menjelaskan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia
|
6.1 Konsep kebutuhan oksigenasi
6.1.1
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
6.1.2 Gangguan kebutuhan oksigenasi
6.1.3 Keterampilan dasar yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
6.1.4
Latihan nafas
6.1.5
Latihan batuk efektif
6.2 Konsep kebutuhan nutrisi
6.2.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi
6.2.2 Gangguan/masalah yang berhubungan
dengan nutrisi
6.2.3 Keterampilan dasar yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi(pemberian makan melalui
nasogastric tube)
6.3
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
6.3.1
Faktor yang mempengaruhi cairan dan elektrolit
6.3.2
Gangguan/masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
6.3.3
Keterampilan dasar yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elekrolit
6.3.3.1 Pemberian
cairan melaui infus
6.3.3.2 Menghitung caira dan
tetesan infus
6.3.3.3 Melaksanakan transfusi
darah
6.4 Konsep kebutuhan eliminasi
6.4.1 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan eliminasi hygine dan manfaat
6.4.2 Gangguan/masalah kebutuhan eliminasi urin
6.4.3 Gangguan/masalah kebutuhan eliminasi alvi
6.4.4 Keterampilan dasar yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan eliminasi
6.5 Konsep kebutuhan personal hygiene
6.5.1
Keterampilan dasar yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan personal
higiene
6.6 Konsep kebutuhan aktivitas
6.6.1 Mobilasasi dan imobilitas
6.7
Konsep body aligment (postur)
6.7.1 Faktor yang mempengaruhi body
aligment
6.8
Konsep mekanik tubuh dan ambulasi
6.9
Konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman (nyeri)
6.10
Konsep kebutuhan istirahat dan tidur
|
Kuliah
interaktif .
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
-
Ketepatan penjelasan (2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
7%
|
|
13
|
Melakukan Pemeriksaan Fisik
|
7.1 Teknik pemeriksaan fisik
7.2 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
7.2.l Pemeriksaan Tekanan
Darah
7.2.2 Pemeriksaan nadi
7.2.3 Pemeriksaan Pernafasan
7.2.4 Pemeriksaan suhu
7.3
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil
7.4
Pemeriksaan fisik pada ibu bersalin
7.5
Pemeriksaan fisik pada ibu nifas
7.6
Pemeriksaan pada bayi
7.7
Pemeriksaan bayi baru lahir dengan “APGAR SCORE”
|
Diskusi,makalah
kelompok
|
-
Kehadiran (1)
Tampilan tugas:
-
Ketepatan pemakaian konsep (1)
-
Sitematika penulisan (1)
-
Kemuktahiran pustaka (1)
Proses diskusi :
-
Keaktifan (2)
-
Ketepatan mengemukakan pendapat (2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
10%
|
|
14-15
|
Melakukan Asuhan pada Klien yang Menghadapi
kehilangan dan Kematian
|
8.1
Pengertian pasien kritis
8.2
Karateristik situasi krisis
8.3
Prinsip dasar perawatan paliatif
8.4
Konsep kehilangan (loss) dan berduka (grieving)
8.4.1 Kehilangan
8.4.2 Dampak kehilangan
8.4.3 Berduka (grieving)
8.5
Tindakan pada klien yang menghadapi kehilangan/berduka
8.5.1 Fase pengingkaran
8.5.2 Fase marah
8.5.3 Fase tawar menawar
8.5.4 Fase depresi
8.5.5 Fase penerimaan
8.6
Konsep sekarat (dying) dan kematian (death)
8.7
Perawatan jenazah
|
Kuliah
interaktif .
-
Ceramah
|
-
Kehadiran (1)
-
Sikap (2)
-
Ketepatan penjelasan
(2)
-
Kemampuan berkomunikasi (2)
|
7 %
|
|
16
|
Ujian Akhir Semester
|
|
15%
|
|||
BAHAN
AJAR
KDK
KONSEP
DASAR PEMASANGAN KATETER
I.
PENDAHULUAN
A.
Deskripsi Singkat Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang definisi pemasangan kateter, tujuan tindakan,
indikasi, kontraindikasi dan komplikasi,kompetensi dasar yang harus dimiliki,
anatomi daerah tindakan, prosedur tindakan, hal-hal yang harus diperhatikan,dan
hal-hal yang dicatat.
B.
Manfaat Mata Kuliah
Mata
kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti dan
memahami tentang definisi pemasangan kateter, tujuan tindakan,
indikasi, kontraindikasi dan komplikasi,kompetensi dasar yang harus dimiliki,
anatomi daerah tindakan, prosedur tindakan, hal-hal yang harus diperhatikan,dan
hal-hal yang dicatat.
C.
Tujuan Instruksional
1.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti
mata kuliah ini, Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep
dasar pemasangan kateter.
2.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah
mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
h.
Menjelaskan definisi pemasangan kateter
i.
Menjelaskan tujuan tindakan
j.
Menjelaskan indikasi, kontraindikasi dan
komplikasi keteterisasi
k.
Menjelaskan kompetensi dasar yang harus
dimiliki
l.
Menjelaskan anatomi daerah tindakan
m.
Menjelaskan prosedur tindakan
n.
Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan
II.
PENYAJIAN
1.
Definisi
Pemasangan Kateter
Kateter merupakan suatu selang untuk memasukkan dan
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui
utetra ke dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin. Kateter
urin dapat dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap
atau kronis dan lingkungan rumah.
Kateterisasi
perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik, melalui uretra
atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu
menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang
kateter, selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari
karet, plastik, metal woven slik dan silikon yang fungsi dari alat kateter
tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kandung kemih adalah sebuah
kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung airseni yang berubah-ubah
jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Pemasangan
kateter adalah pemaukkan selang yang terbuat dari plastik atau karet melalui
uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria)
2.
Tujuan
Tindakan
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak
mampu sepenuhnya dikosongkan
3.
Indikasi,
kontraindikasi, dan komplikasi
Indikasi:
a.
Inkontinensia urin
b.
Retensi urin
c.
Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal
secara akurat
d.
Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama
operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
e.
Memperoleh bahan urin steril
f.
Mengukur jumlah residu urin dalam kandung
kemih
g.
Membantu melatih kembali atau memulihkan
pengendalian kandung kemih secara normal
h.
Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap
kering pada daerah perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi
1.
Kateter sementara
Mengurangi
ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria. Pengambilan urine residu setelah
pengosongan urinaria.
2.
Kateter tetap jangka pendek
a. Obstruksi
saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)
b. Pembedahan
untuk memperbaiki organ perkemihan.
c.
Untuk memantau output urine
3.
Kateter tetap jangka panjang
a. Retensi
urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI
b. Skin rash,
ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine.
c. Klien dengan
penyakit terminal
Kontraindikasi
Hematoris
(keluarnya darah dari urine)
Komplikasi:
a.
Trauma
b.
Infeksi
c.
Sepsis
d.
Bola pecah atau tidak dapat kempis
e.
Alergi atau sensitive terhadap latex
4.
Kompetensi
dasar yang harus dimiliki
a.
Saat melakukan kateterisasi ada beberapa
pengetahuan dasar tentang system urinarius bagian bawah yang harus dimiliki,
yaitu
1) Kandung
kemih secara normal merupakan kantong yang steril
2) Spincter
uretra bagian luar tidak steril
3) Kandung
kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri dapat mengosongkan urin sendiri
secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya
4) Kuman
pathogen yang masuk ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan
ginjal
5) Kandung
kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali cedera.
b.
Tipe, ukuran,dan jenis kateter
Tipe:
1) Nelaton
kateter/straight catheter/kateter sementara
2)
Folley
kateter/kateter tetap
Foley kateter Nelaton Kateter
Ukuran
Ukuran kateter
|
|
Wanita Dewasa
|
Kateter no 14/16
|
Laki-laki dewasa
|
Kateter no 18/20
|
Anak-anak
|
Kateter no 8/10
|
|
Wanita
|
Pria
|
Panjang kateter
|
3,7 - 7
|
14 - 20
|
Kateter yang masuk
|
5 – 7,5
|
15 – 22,5
|
Yang diberi jelly
|
3 - 4
|
5 – 7,5
|
Jenis-jenis
kateter
1.
Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah
rusak dan tidak fleksibel
2.
Kateter latex atau karet : digunakan untuk penggunaan
atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).
3.
Kateter silicon murni atau teflon : untuk
menggunakan dalam jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur
pada meathur uretra
4.
Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5
minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi uretra.
5. Kateter logam
: digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih
pada ibu yang melahirkan.
5.
Anatomi
daerah tindakan
Uretra
Urin keluar dari
kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus utetra.
Membran mukosa melapisi uretra dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke dalam
saluran uretra. Lendir bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk
mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra.
Panjang uretra pada wanita yaitu 4 sampai 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna yang
terletak disekitar setengah bagian bawah uretra memungkinkan aliran volunteer.
Uretra pada pria yang merupakan saluran perkemihan dan jalan keluar sel serta
sekresi dari organ reproduksi memiliki panjang 20 cm. Pada wanita meatus
urinarius terletak di labia minora di atas vagina dan di bawah klitoris
sedangkan pada pria terletak pada ujung distal penis.
6.
Prosedur
Tindakan
Alat dan bahan
a.
Sarung tangan steril
b.
Kateter sesuai ukuran dan tipe
c.
Jelly
d.
Urine bag
e.
Perlak
f.
Bengkok
g.
Spuit isi aquadest
h.
Kapas dan cairan sublimat
i.
Lampu senter atau lampu gooseneck
j.
Selimut mandi
Prosedur:
a.
Kaji status klien: waktu terakhir berkemih,
tingkat kesadaran, keterbatasan mobilisasi dan fisik, usia, alergi, kondisi
patologis yang dapat merusak jalan masuk kateter
b.
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
c.
Jelaskan prosedur
d.
Pertahankan privasi klien
e.
Tinggikan tempat tidur sampai posisi yang
nyaman untuk melakukan tindakan
f.
Cuci tangan
g.
Atur posisi klien
1) Wanita
: bantu untuk mengambil posisi dorsal rekumben (telentang dengan lutut ditekuk)
atau posisikan klien dalam posisi berbaring miring (Sims) dengan menekuk
lututnya.
2) Pria
: bantu untuk mengambil posisi dengan paha sedikit diabduksi
h.
Pasang sarung tangan
i.
Lakukan vulva hygiene atau perineal hygiene
j.
Buka set kateter da berikan jelly di ujung
kateter
k.
Masukkan kateter sampai urin mengalir. Ketika
urin mengalir pindahkan tangan yang dominan dari labia atau dari penis ke
kateter, 2 cm dari meatus untuk menahan kateter agar tidak terdorong ke luar.
Tangan yang dominan menghubungkan ujung kateter dengan urine bag
l.
Jika menggunakan indwelling kateter, isi
balon kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm
m.
Lepas sarung tangan steril
n.
Plester kateter
1) Pria
: ke abdomen bagian bawah
2) Wanita
: kearah paha
o.
Bantu klien pada posisi nyaman
p.
Cuci tangan
7.
Hal-hal
yang harus diperhatikan
a.
Bila
pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan perdarahan
uretra yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
b.
Balon
yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat menimbulkan luka pada
uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila yakin balon akan mengembang dalam
buli-buli dengan mendorong kateter sampai ke pangkalnya
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s Technique In Clinical Nursing. New Jersey:Pearsson
Education.
Potter,
P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental
of Nursing: Concept,Process, an
Practice.
(Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusyati Eni.2006. Ketrampilan
Dasar dan Prosedur Laboratorium: EGC
Uliya, Musrifatul,dkk. Ketrampilan Dasar
Praktik Klinik : Salemba Medika
Aziz, Alimul,dkk.2004. Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Aziz, Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Jakarta: Salemba Medika