TUGAS
MAKALAH DISKUSI KELOMPOK
MATA
KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)
MEMBERIKAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
KELOMPOK
I
1. ANDI
MUKARRAMAH
2. MERLY
3. DEVIANTI KADIR
4. NURFADILLAH
5. SRIYANTI
PRODI
DIII KEBIDANAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “memberikan asuhan kebidanan antenatal di komunitas
meliputi alat, tempat, dan standar pelayanan antenatal di komunitas”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam di STIKES MEGA REZKY
MAKASSAR.
Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Makassar, April 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
1
DAFTAR ISI.................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................................
3
B.
Rumusan
Masalah..............................................................................................
4
C.
Tujuan.................................................................................................................
4
D.
Manfaat..............................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Asuhan antenatal di komunitas..........................................................................
5
B.
Manajemen antenatal..........................................................................................
5
C. Standar asuhan kebidanan antenatal..................................................................
7
D.
Standar minimal antenatal..................................................................................
8
E. Standar alat antenatal.......................................................................................
10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................
12
B.
Saran.................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Keselamatan dan
kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang
bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi
wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan
termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah,
posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
Sebagai seorang bidan yang
nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas ia merupakan
komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas. Selain dituntut
dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus
dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya,
mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga
masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara
aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri
maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya (Rafless, 2011).
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi fokus
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a.
Asuhan antenatal di komunitas
b.
Manajemen antenatal
c.
Standar asuhan
kebidanan antenatal
d.
Standar minimal antenatal
e.
Standar alat antenatal
C.TUJUAN
a.
Untuk mengetahui asuhan antenatal di
komunitas
b.
Untuk mengetahui manajemen antenatal
c.
Untuk mengetahui
standar asuhan kebidanan antenatal
d.
Untuk mengetahui
standar minimal antenatal
e.
Untuk mengetahui standar alat antenatal
D.MANFAAT
Agar
mahasiswa dapat mengetahui asuhan antenatal di komunitas, manajemen antenatal,
standar asuhan kebidanan antenatal,standar minimal antenatal dan standar alat
antenatal
BAB
II
PEMBAHASAN
A. ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS
a.
Definisi
Pemeriksaan kehamilan
untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara
berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .
b.
Tujuan
1. Memantau kemajauan kehamilan
untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Mendeteksi
adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
3. Merencanakan
asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4. Mempersiapkan
persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi.
5. Mempersiapkan
masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif
B. MANAJEMEN ANTENATAL
1)
Kunjungan rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama
ANC :
a. 1 kali
kunjungan selama trimester 1, sebelum minggu ke 14
b. 1 kali
kunjungan selama trimester 2, diantara minggu ke 14 sampai minggu ke 28
c. 2 kali
kunjungan selama trimester 3, diantara minggu ke 23 sampai dan setelah minggu
ke36
2)
Kunjungan ideal selama kehamilan
a. Sedini
mungkin, ketika ibu mengatakan terlambat haid
b. 1 kali setiap
bulan sampai usia kehamilan 28 minggu
c. 2 kali
setiap bulan sampai usia kehami;lan 32 minggu
d. 1 kali setiap
minggu sampai usia kehamilan 36 minggu
e.
Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan-keluhan
3)
Kehamilan resiko sangat tinggi ( KRST )
Kehamilan dengan resiko ganda atau lebih dari 2
faktor resiko baik dari ibu ataupun janin, dibutuhkan perawatan khusus dan
adekuat.
4)
Langkah-langkah manajemen antenatal
1. Ciptakan adanya
rasa percaya dan membuat perasaan nyaman.
2. Kaji riwayat
kehamilan dan terapkan prinsip mendengarkan efektif.
3. Anamnesa secara
lengkap.
4. Melakukan
pemeriksaan seperlunya.
5. Pemeriksaan
laboratorium.
6. Membantu
persiapan persalinan dan kemungkinan darurat.
7. Konseling
sesuai kebutuhan.
8. Persiapan
persalinan yang aman dan bersih.
9. Memberi nasehat
pada ibu untuk mencari pertolongan bila terjadi
tanda-tanda antara lain:
a.
Perdarahan pervaginam
b.
Sakit kepala lebih dari biasanya
c.
Gangguan penglihatan
d.
Pembengkakan pada wajah dan tangan
e.
Nyeri abdomen
f.
Janin bergerak tidak sesuai biasanya
10. Pemberian tablet Fe 90 butir.
11. Berikan suntikan TT dengan dosis 0,5
cc.
12. Jadwalkan kunjungan rumah berikutnya.
13. Mendokumentasikan hasil kunjungan
C. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
ANTENATAL
Terdapat 6 standar dalam
standart pelayanan antenatal seperti berikut ini :
1.
Standart 3 : identifikasi ibu hamil
Pernyataan standart
Bidan melakukan
kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotifasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2.
Standart 4 : pemeriksaan dan
pemantauan antenatal
Pernyataan
standart
Bidan memberikan 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin dengan seksama untuk menilai apakah kehamilan berlangsung normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan resti/ kelainanan, khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas. Mereka harus mencatat dta yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan
dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3.
Standart 5 : palpasi abdominal
Pernyataan standar
Bidan melakukan
pemerikasaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Standar 6 : pengelolaan anemi pada kehamilan
Pernyataan standar
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
5.
Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada
kehamilan
Pernyataan standar
Bidan menemukan secara
dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta
gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6.
Standar 8 : persiapan persalinan
Pernyataan standar
Bidan memberikan saran
yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga,
untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hari ini.
D. STANDAR MINIMAL ANTENATAL
1.Timbang BB, Ukur tekanan darah, TFU
Pemantauan selama masa
kehamilan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin dilakukan setiap
kali kunjungan.
Kunjungan dilakukan :
a. Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
b. 28-36 minggu : 2 minggu sekali
c. Diatas 36 minggu: satu minggu sekali
2. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan
pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau neonatus
yang disebabkan oleh tetanus.
TT1 diberikan saat ANC
pertama, dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1
Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung
dari tetanus neonatorum ( 3 tahun )
3. Tablet zat besi
Tindakan pencegahan
terhadap anemia dalam kehamilan. Kandungan dari obat FeSO4 320 ( zat besi 60 mg
) dan asam folat 500 Ug. Dosis pemberian 1 tablet pada saat ibu tidak mual.
Efek samping mual dan konstipasi. Obtimalisasi penyerapan tidak diminum bersama
teh atau kopi.
4. Test terhadap
PMS
Ibu hamil resiko tinggi
terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu saluran perkemihan dan reproduksi.
Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis
pendekatan gejala, memberikan terapi, konseling untuk rujukan
5. Temu wicara (
persiapan rujukan )
Memberikan konsultasi atau melakukan kerja sama
penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
a.
Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
b.
Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat
rujukan.
c.
Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan.
d.
Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi
selama kehamilan.
e.
Memberikan asuhan antenatal
f.
Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan
dirumah
g.
Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam
keluarga tentang rencana proses kelahiran
h.
Persiapan dan biaya persalinan
E. STANDAR ALAT ANTENATAL
Standar
peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril,
bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.
Peralatan Tidak
Steril
a.
Timbangan BB dan pengukur TB
b.
Tensi meter dan stetoscope
c.
Funandoskop
d.
Termometer dan alat pengukur
e.
Senter
f.
Reflek hammer
g.
Pita pengukur LILA
h.
Metline
i.
Pengukur Hb
j.
Bengkok
k.
Handuk kering
l.
Tabung urine
m. Lampu
spiritus
n.
Reagen untuk pemeriksaan urine
o.
Tempat sampah
Peralatan Steril
a.
Bak instrument
b.
Spatel lidah
c.
Sarung tangan (Handscoen)
d.
Spoit
dan jarum
Bahan-bahan Habis
Pakai
a.
Kassa bersih
b.
Kapas
c.
Alkohol 70%
d.
Larutan Klorin
Formulir yang Di
Sediakan
a.
Buku KIA
b.
Kartu status
c.
Formulir rujukan
d.
Buku register
e.
ATK
f.
Kartu penapisan dini
g.
Kohort ibu/bayi
Obat-obatan
a.
Golongan roborantia (Vit B6 dan B kompleks)
b.
Vaksin TT
c.
Kapsul yodium
d.
Obat KB
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Komunitas adalah
kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah
ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan
diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat
juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang
diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan
keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Asuhan kebidanan komunitas adalah
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam
pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan
Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan
B.SARAN
Agar
kehamilan dan persalinan berlangsung dalam batasan normal, hendaknya periksalah
ke fasilitas kesehatan (BPS, praktek dokter, rumah sakit, puskesmas) yang
didalamnya terdapat tenaga kesehatan yang terlatih seperti bidan/dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Ayu Rai.
2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal – Neonatal. Bali:
Dinas Kesehatan Provinsi.
Kusmiyati, Yeni dkk.
. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Yulifah, Rita dan Tri
Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan
Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen
Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas.
Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar